Sebagian besar warga Madiun lebih mengenal nama Tugu sebagai nama sebuah perempatan yang menjadi titik temu tiga jalan raya yakni Jalan Panglima Sudirman, Jalan Pahlawan dan Jalan HOS Cokroaminoto. Jika ditanyai soal asal-usulnya banyak yang tidak mengentahui namun ada juga menjawab pasti dahulu ada tugunya entah itu posisinya dimana dan bentuknya seperti apa. Dalam kamus bahasa Indonesia tugu adalah tiang besar dan tinggi yang dibuat dari batu, bata, dan sebagainya. Dari pengertian tersebut dapat memunculkan pertanyaan mengenai asal-usul nama Tugu Madiun seperti, apakah dahulu memang terdapat sebuah tugu, seperti apa bentuknya dan dimana lokasinya?

Difoto dokumentasi perempatan tugu sekitar tahun 1970an nampak ditengah-tengah perempatan memang terdapat sebuah tugu namun itu adalah Tiang lampu lalu lintas. Rasanya tidak mungkin jika nama tugu diambil dari sebuah tugu lampu lintas ditahun 1970an. Foto tertua perempatan tugu adalah sekitar tahun 1930. Difoto tersebut ditengah-tengah perempatan tidak terdapat sebuah obyek berbentuk tugu melainkan hanya terdapat patok-patok pengaman jalan atau delineator yang dipasang ditengah masing-masing ujung jalan. Apakah patok-patok tersebut yang kemudian disebut tugu? penulis juga masih meragukanya.


Dari wawancara ke beberapa narasumber, mereka menyebut nama tugu berasal dari sebuah bangunan gardu listrik ANIEM yang berada di sudut selatan perempatan tugu. Sekarang gardu listrik tersebut telah dibongkar dan diganti dengan bangunan Pos Polisi. Kedua, nama tugu itu berasal dari bangunan menara tinggi yang berada disudut utara jalan ini hingga kemudian disebut Menara Tugu. Menara tersebut diperkirakan dibangun pada masa Belanda. Fungsi awal bangunan menara tersebut masih tanda tanya. Dibawah bangunan menara dulu sempat dijadikan sebagai markas IPI (Ikatan Pelajar Indonesia) hingga perkembangan selanjutnya dipakai menjadi toko[1]. Informasi lain menyebut menara ini adalah tempat untuk mengintai musuh dari jarak jauh sehingga menara ini dikenal dengan nama menara intai tugu dan di tempat inilah sirine tanda bahaya serangan musuh dahulu dibunyikan.

Nama tugu ternyata juga dikaitkan dengan keberadaan tugu (paal) titik nol kilometer kota Madiun yang berada dekat dengan perempatan tersebut. Patok Nol kilometer Madiun memang tidak jauh perempatan tugu. Posisinya berada sebelah barat perempatan disisi utara jalan.

Nama tugu sudah dikenal sebelum tahun 1917 dan dibuktikan oleh peta Hoofdplaats Madioen 1917. Dalam peta tersebut tugu dipakai menjadi nama jalan yakni Toegoelaan. Jalan ini kemudian berubah menjadi Madoerastraat (Jalan Madura) dan kemudian menjadi bagian dari Jl. Panglima Sudirman. Dalam De Indische Courant, 20 Juli 1925 terdapat kutipan kalimat menyangkut nama tugu. Berikut kutipannya yang berhubungan dengan nama tugu “Bij den mantri van de Opiumregie te Toegoe, hoofdplaats Madioen,…..”[3]. Dari kutipan sedikit tersebut nampak menjelaskan seorang mantri opiumregie yang dari daerah bernama Tugu yang berada wilayah Ibukota Madiun. Tugu yang dimaksud besar kemungkinan adalah tugu yang kita bahas di tulisan ini. Dua literatur tersebut jelas membuktikan bahwa pemakaian nama tugu sudah ada masa kolonial ada bisa sebelumnya. Namun, temuan ini membuat kita kembali kepertanyaan sebelumnya di paragraph awal.
Jika melihat penamaan jalan di Kota Madiun pada masa Kolonial tertama pada Hoofdplaats Maadioen 1917 akan nampak sebagian besar nama jalan diambil berdasarkan keberadaan nama bangunan yang berada disekitar jalan atau nama wilayah dinama jalan tersebut berada. Contohnya adalah Kerklaan, terdapat sebuah Indische Kerk yan sekarang GPIB Gamaliel (sekarang Jl. Jawa), Bioscooplaan, terdapat sebuah bangunan bioskop yang sekarang dikenal Bioskop Arjuna (….. Jl. Pandan), Residentslaan terdapat rumah resident yang sekarang menjadi Barkorwil (….. Jl. Pahlawan) dan Nambanganlaan mengambil dari nama desa dimana jalan ini berada yakni Desa Nambangan (Lor) (….. Jl. Mayjen Sungkono).
Jika demikian, maka nama tugu pada Toegoelaan dapat dimungkinkan berasal dari keberadaan sebuah monument atau tugu atau sebuah bangunan yang diberi nama Tugu. Bahkan bisa dimungkingan juga Tugu hanya merupakan nama saja tanpa ada sesuatu di wilayah tersebut. Namun yang pasti ada alasan dibalik pemberian suatu nama. Asal-usul Nama Tugu Kota Madiun sampai sekarang masih menjadi misteri.
[1] Lihat… Sukowinoto, Arief. 1991. Kresek : Pusat Korban Pemberontakan PKI Tahun 1948 di Madiun. Pemerintah DATI II Kabupaten Madiun
[3] Judul berita darimana kutipan ini berasal adalah “De Lange, Lange List : Die ellendige Speelzucht” halaman pertama.