Desa Palur adalah sebuah desa yang masuk kecamatan Kebonsari, kabupaten madiun. Desa ini berjarak kira-kira 20 km atau setengah jam dari kota Madiun (lewat pertigaan sekelip). Langsung saja ke topik pembahasan yakni mengenai beberapa tinggalan purbakala yang ada di Desa Palur. Pertama, di dusun panggih ditengah hamparan sawah terdapat sebuah punden. Masyarakat desa menyebutnya dengan mbah punden dan masih dikeramatkan. Punden tersebut dikelilingi oleh pagar dari bata dan ditengahnya terdapat pohon yang besar. Ternyata dipunden tersebut terdapat sebuah Nissan? berinskripsi. Nissan terbuat dari bata merah dan berukuran panjang 24 cm, lebar 21 cm dan tebal 7 cm. Inskripsi mengunakan huruf jawa kuno dan menunjukan angka tahun. Pembacaan sementara adalah 13xx .


Jarak sekitar 200 meter kearah barat daya tepatnya di halaman rumah bapak Darno, terdapat sebuah yoni. Menurut pemilik rumah, tidak mengetahui asal usul watu lumpang (yoni) tersebut dan telah lama berada di situ. Yoni tersebut berada dalam kondisi ditegakkan dengan cerat menghadap keatas. Ukurannya (diukur kondisi pada umumnya) Tinggi 33 cm, Lebar 54 cm, panjang cerat 37 cm. Pasangannya yakni lingga terpendam disuatu tempat. Berdasarkan Oudheidkundig Verslag (OV) tahun 1937 Hal. 37 di Desa Palur (Distrik Uteran), dihalaman sebuah bekel dusun ditemukan sebuah watu lumpang (yoni?). Bisa jadi yoni yang dimaksud di OV 1937 adalah yoni yang sekarang di halam rumah Bapak Darno. Selain yoni, juga terdapat watu lesung dan watu umpak.


Berlanjut ke obyek selanjutnya kea rah selatan, yakni Reruntuhan Candi Palur. Reruntuhan candi palur terletak di Dusun Palur. Situs ini berada di tengah persawahan dengan pohon Kendal yang menjadi tetenger(tanda). Sayang, bentuk candi ini tidak dapat dilhat kembali dan hanya menyisakan bata-bata kuno yang berserakan serta sebuah dudukan arca/altar yang dengan motif nagaraja yang melilitnya, dan 2 antefik candi yang terbuat dari batu andesit. Jika dilihat dari banyaknya bata kuno yang berserakan candi ini dulu tersusun dari bata merah. Diperkirakan bagian bawah(Kaki candi) masih terpendam tanah. Menurut cerita dari warga setempat, situs candi palur sezaman dengan kerajaan gelang-gelang yang ada di Dusun Ngrawan, Dolopo dan desa/dusun tempat situs ini berada merupakan sebuah kademangan.



