Situs Umpak Resho Gati : Cikal Bakal Kab. Madiun

Kelurahan atau Desa Sogaten merupakan sebuah wilayah yang masuk kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun. Siapa sangka kelurahan yang terletak sebelah utara kota madiun dan berbatasan dengan desa sidomulyo Kab. Madiun ini memiliki peran penting dalam berdirinya kabupaten Madiun. Desa Sogaten dulu merupakan pusat pemerintahan awal atau cikal bakal Kabupaten Madiun. Tinggalan sejarah berupa umpak-umpak di desa ini di duga kuat sebagai bekas istana kadipaten Purabaya. Awal sejarah kenapa desa sogaten disebut sebagai cikal kabupaten madiun di mulai pada masa Kerajaan Demak.

Pangeran Surya Pati Unus yang merupakan Putra Raden Patah menikahi Putri dari Kerajaan Hindu Ngurawan. Pernikahan ini disebut juga sebagai strategi politik dan budaya sekaligus yang tidak kalah penting islamisasi. Setelah menikah, Pati Unus kemudian mendirikan pemukiman disebarang sungai madiun yang kemudian diberi nama Purabaya. Lokasi pemukiman itu diperkirakan di Sogaten sekarang. Ternyata Pati unus tidak lama di purabaya karena harus mengantikan ayahnya yang telah mangkat. Tahun 1518, Pati Unus menunjuk dan mengirimkan seorang pengawas untuk mengantikan dirinya di purabaya. Pengawas itu bernama Kyai Rekso gati. Tak hanya menjadi pemimpin desa Kyai Resko Gati juga meneruskan upaya proses islamisasi yang sebelumnya dilakukan oleh Pati Unus. Kisah Kyai Reksogati ini kemudian sedikit saya kaitan dengan versi lain mengenai asal-usul nama madiun.

Dalam tinjauan bahasa Kawi, kata “Madiun” berasal dari kata dasar diu berarti raksasa, ma menggambarkan tindakan aktif dan an menggambarkan tempat. Jika digabungkan ma + diu + an berarti tempat raksasa. Raksasa dalam wacana pemikiran abad XV merupakan terminologi yang dikenakan pada pemuja berhala atau pemeluk agama asli. Tokoh Ki Sura merupakan gambaran dari Kyai Reksogati yang merupakan mubaligh  dan raksasa bukan berarti orang jahat dan durhaka tetapi merupakan gambaran penduduk yang masih beragama Hindu yang dianggap masih menyembah berhala atau arca. Dengan demikian penamaan Madiun berkait erat dengan proses Islamisasi daerah Madiun oleh Kesultanan Demak.

Kepemimpinan Kyai Rekso gati sangat berpengaruh dan dihormati sehingga namanya dipakai untuk nama desa sekarang yakni Sogaten. Suksesor Kyai Reksogati adalah Pangeran Timur yang merupakan anak bungsu dari Sultan Trenggono dan juga adik ipar dari Sultan Hadiwijoyo. Dari Pangeran Timur inilah, Purabaya menjadi sebuah kadipaten/kabupaten dengan kepala pemerintahan yang disebut bupati. Pangeran Timur dilantik menjadi Bupati di Purabaya bersamaan dengan dilantiknya Hadiwijoyo (Karebet/Joko Tinggkir) sebagai Sultan Pajang tanggal 18 Juli 1568. Sejak saat itu secara yuridis formal Kabupaten Purabaya menjadi suatu wilayah pemerintahan Kabupaten di bawah Kasultanan Pajang. 18 Juli kemudian diperingati sebagai hari jadi kabupaten Madiun oleh Pemerintahan Kabupaten Madiun.

IMG20170506114812
Umpak-Umpak yang ada di luar Makam Reshogati

Sebagai pusat pemerintahan awal Kabupaten Madiun, di Kelurahan Sogaten juga terdapat tinggalan purbakala yakni berupak umpak-umpak batu. Umpak merupakan alas untuk tiang pondasi yang biasanya dari batu. Umpak-umpak batu berbuat dari andesit dan mayoritas berukuran besar , berbentuk persegi dan ada pula yang heksagon. Kondisi umpak beberapa sudah ada yang sudah rumpil dan pecah. Sebagian besar umpak berada area Pemakaman umum Resho Ganti dan sisanya diluar pemakaman atau perempatan jalan makam.  Jumlah umpak yang berada di area pemakaman berjumlah 14 Buah, sedangkan diluar pemakaman berjumlah 7 buah dengan perincian 1 buah depan pemakaman umum Jl. Srikaton, 3 buah depan Mushola/Masjid Reshoganti, 2 buah di Jalan Sekartejo, 1 buah berada dihalaman rumah Bapak Sulisetyono. 7 umpak yang berada diluar masih berada di satu titik yakni perempatan jalan Pemakaman Umum. Jumlah total 21 buah. Menurut juru kunci makam, jumlah umpak sebenarnya berjumlah sekitar 26-28 buah yang lainya dipendam karena dipergunakan sebagai pondasi bangunan gapura makam. Keberadaan umpak-umpak ini diduga sebagai sebagai bagian dari bangunan pendopo Kadipaten Purabaya. Selain, umpak batu ditempat tersebut juga sempat ditemukan beberapa alat-alat dari tembaga dan pusaka. Perlu diketahui juga setiap bulan sura (bulan jawa) ditempat ini sering diadakan acara bersih desa.

IMG20160807113516
Beberapa umpak yanb berada di dalam Makam Reshogati

Pemerintahan di Sogaten tidak berlangsung lama. Sekitar tahun 1575 karena alasan Sogaten sudah tidak layak lagi dijadikan ibukota, Pangeran Timur memindahkan pusat pemerintahan menuju ke Kuncen.

Sumber Bacaan:

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun. 1980. Sejarah Kabupaten Madiun. Madiun: Pemda Madiun.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s