Kesenian ini merupakan kesenian yang instrument musiknya berasal dari bambu. Gampring merupakan singkatan dari Bahasa jawa “Gamelan saka pring” atau alat musik jawa dari bambu. Sejarah kesenian ini berawal dari kegiatan ronda malam atau ronda thethek yang dilakukan oleh pemuda dari Desa Jeding, Kec. Sanan Kulon. Kab. Blitar. Kemudian berlanjut Pada tahun 1975, seorang pemuda bernama Wusta, berinsiatif untuk membuat Gamelan atau alat musik jawa yang semuanya terbuat dari pring atau bambu. Berkat ketekunannya ini ide tersebut kemudian terwujud dengan terciptanya peralatan seperti : kenong, suling, gambang, saron dan gong, akan tetapi hanya kendangnya yang tidak terbuat dari bambu. Pada tahun 1982 Bapak Wusta yang mahir dalam membuat gamelanya, mendirikan kelompok kesenian gampring yang bernama “Angklung Karya Muda” dengan anggota sekitar 25 orang. Kelompok kesenian gampring milik Bapak wusta tertuju pada pentas tari-tarian. Setelah itu, kesenian gampring berkembang pesat di Desa Jeding dan banyak berdiri kelompok kesenian gampring yang. Sekitar akhir tahun 90an, Kelompok kesenian gampring lama-kelamaan sudah tidak eksis lagi dari peredaran kesenian di Blitar, akan tetapi instrumennya masih tetap eksis dan di produksi hingga sekarang. Bapak Wusta yang dulu seniman dan pembuat gampring, kini beralih hanya menjadi pembuat alat kesenian gampring. Akan tetapi baru-baru ini kesenian ini coba dihidupkan kembali lewat sanggar Surya Dhadari pimpinan Bapak Wandono yang juga dari Desa Jeding.

Penamaan alat musik atau Gampring sama dengan alat musik Jawa pada umumnya. Gamelan-gamelan yang terbuat dari bambu itu terdiri dari Gambang, Saron, Kenong, Suling, Kecer, Kenthongan. dan Gong, dengan tambanhan gamelan yang tidak terbuat dari bambu seperti Kendhang. Pembuatanya gamelanya dan cara menyetel suara gampringnya, hampir sama dengan pembuatan angklung Jawa Barat. Kesenian Gampring ada yang mementaskan Tari-tarian dan ketoprak. Untuk ketoprak jenis cerita yang pernah dipentaskan antara lain : Joko Kendil, Beranak dalam kubur, Johar Manik, Panji Romeng, Luthung Kasarung, Menak Jinggo gugur, Ande-ande lumut, Sri tanjung, Suminten Edan, Angling Dharma, Arya penangsang, sampek eng tay dan lain-lain. Sedangkan untuk gendhing-gendhingnya biasa di mainkan adalah dolanan, lagu daerah, lagu pop dan keroncong.
Sumber
______, 1993. Pergelaran Apresiasi Seni di Kec, Sanan Kulon Kab. Blitar 23 Juli 1993. Surabaya. Depdikbud : Kantor wilayah Propinsi Jawa Timur
Wawancara Bapak Wusta, 21 April 2015
Wawancara Bapak Wandono, 17 Juni 2015